Rabu, 22 Januari 2014


21 – 1 – 2014
Tour Industri ke Semarang
Suasana menjelang acara diskusi di PT.SIDOMUNCUL Semarang, Selasa(21-1-2014) Foto | Andik Saputra
Sekitar jam setengah enam kurang saya sudah bangun dari lelapku. Setelah shalat shubuh saya segera mandi, ganti pakaian, lalu bergegas menuju kampus tercinta STMIK Amikom Yogyakarta. Hari ini saya dan beberapa mahasiswa lain di kampus ada acara tour industri ke Semarang. Pihak Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) yang mengadakan acara tersebut. 
Tidak sampai sepuluh menit, brefing untuk peserta selesai jam tujuh kurang sepuluh menitan. Peserta yang mengikuti tidak sampai 100 orang, karena quota pendaftaran dibatasi 90 peserta. Beberapa menit kemudian dua bus memanaskan mesin, setelah dirasa cukup dua kendaraan melaju menuju Semarang. Sekitar jam sepuluh, rombongan sudah sampai di salah satu tempat yang menjadi tujuan kunjungan. PT. SIDOMUNCUL merupakan industri yang bergerak dalam bidang pengobatan yaitu pembuatan jamu. Semua panitia dan peserta diajak melihat kegiatan industri PT.SIDOMUNCUL. Dua diantara beberapa tempat yang menarik di industri PT.SIDOMUNCUL adalah gudang pengemasan dan gudang produk jadi. Kami melihat proses pengemasan yang dirancang secara sistematis.
Di akhir kunjungan di PT.SIDOMUNCUL ada acara diskusi. Beberapa poinnya adalah :
  • Usaha PT. SIDOMUNCUL, awalnya merupakan usaha pembuatan jamu yang berada di Yogyakarta lalu berpindah ke Semarang.
  • Nama SIDOMUNCUL artinya sebuah impian yang terwujud.
  • Logo lumpang dan alu pada kemasan produk, merupakan gambaran kalau dulu jamu dibuat menggunakan alat lumpang dan alu.
  • Produk yang salah dalam pembuatan tergantung kasus. Misalnya, jika isi terlalu banyak bisa diproses ulang.
  • PT. SIDOMUNCUL merupakan salah satu industri yang disiplin. Bahkan jika ada karyawan yang terlambat sampai tiga kali, peluang diPHK semakin besar.
  • Karyawan yang lembur kerja, tidak boleh lebih dari tiga jam.
  • PT.SIDOMUNCUL merupakan industri yang memiliki manajemen yang bagus dan fasilitas yang memadai. Sehingga dapat menembus pasar eropa saat ini.

Itulah beberapa poin yang saya tangkap, saat mengikuti diskusi di PT.SIDOMUNCUL. Acara diskusi selesai jam sebelas. Diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dari pihak kampus dan pihak PT.SIDOMUNCUL.
Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke UNES.  Saya baru tahu kalau tempatnya berada di dataran tinggi. Itu merupakan salah satu kelebihan kampus ini. Hawa sejuk menghiasi UNES. Di kampus ini juga ada acara diskusi tentang kewirausahaan. Diskusi di mulai jam satu kurang dan berakhir jam dua. Yang memberi materi dari beberapa mahasiswa UNES yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan usahanya.  Beberapa poin yang saya dapat dari diskusi :
  • Tidak ada usaha yang tanpa modal, yang ada itu adalah usaha yang mendekati nol. Karena modal bukan hanya berupa uang, tetapi tenaga dan pikiran juga termasuk di dalamnya.
  • Jika ada rencana usaha jangan ditunda-tunda, mulai dari yang kecil dan mulai saat ini juga.
  • Bisnis plan itu penting, untuk melangkah saat sedang memiliki suatu usaha.
  • Orang yang memiliki usaha belum bisa disebut pengusaha, jika usahanya tidak berkembang.
  • Dari tahun ke tahun, seorang pengusaha akan memperluas jaringan usahanya.
  • Kalau membuka usaha berdasarkan modal kelompok, usahakan ada hitam di atas putih.
  • Usaha berkelompok rawan terjadi perselisihan.

Sebenarnya masih ada lagi poin-poin hasil diskusi lainnya, tetapi sebagian besar saya lupa mencatanya. Saya yakin kalau beberapa poin di atas dilakukan dengan baik, maka usaha kita beberapa langkah lebih maju. Selanjutnya, karena rombongan belum shalat dhuhur, rombongan menuju masjid dekat kampus untuk shalat dhuhur.
Perjalanan dimulai lagi menuju tempat wisata Sam Po Kong. Ada beberapa bangunan kuil china di tempat ini. Baik panitia maupun peserta mencari beberapa tempat yang menarik untuk foto.
Jam setengah lima kurang, perjalanan menuju ke masjid agung Semarang. Baru pertama kali ini saya mengunjungi bangunan masjid yang besar dan megah di Indonesia. Untuk masjid yang berada di Indonesia, jika ada yang lebih besar dan megah saya belum tahu. Kesempatan untuk berfoto tidak dilewatkan peserta dan panitia. Baik sebelum matahari tenggelam maupun sesudah matahari tenggelam. Di masjid agung, rombongan melakukan shalat ashar dan juga shalat magrib sesuai waktunya masing-masing.
Jam tujuh kurang, panitia berdiskusi dengan peserta. Untuk menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi. Pilihan diantara menara di dekat masjid agung atau tugu muda yang berdekatan dengan lawang sewu. Akhirnya sebagian besar peserta memilih menuju tugu muda semarang. Dalam perjalanan saya dan yang lainnya meluangkan waktu untuk makan malam di dalam bus.
Sekitar jam setengah delapan, bus berhenti beberapa meter dari tugu muda semarang. Di tempat ini, panitia hanya memberi waktu setengah jam. Karena para peserta termasuk orang-orang yang menghargai waktu, mereka segera menuju tempat kejadian peristiwa. Beberapa kamera mengeluarkan flash untuk menangkap objek. Suasana malam dan beberapa lampu, baik di lawang sewu maupun di tugu muda membantu hasil foto yang keren. Waktu terasa begitu cepat, tetapi tidak apa-apa. Karena kami sudah membawa kenangan.
Perjalanan pulang lebih cepat dari perkiraan. Sekitar jam setengah sebelas, bus berhenti di toko oleh-oleh di Magelang. Sebagian peserta dan panitia turun untuk membeli oleh-oleh. Saya tidak ikut turun, karena oleh-oleh di toko tersebut tidak ada yang dari Semarang. Sudah jauh-jauh ke Semarang, oleh-olehnya khas Magelang dan Yogyakarta. Itu kan tidak lucu. Semisal kripik, agak mahal tidak apa-apa. Karena khas Semarang, nah ini mampirnya ke toko oleh-oleh di luar Semarang. Namun, masih ada yang lebih penting dari oleh-oleh sekedar makanan. Oleh-oleh tersebut adalah pengalaman dan ilmu. Foto juga termasuk oleh-oleh juga lho.
Perjalanan sampai di kampus tercinta jam setengah dua belasan. Sebuah cerita yang berakhir dengan happy ending. Kota semarang, jika saya mendapat izin-Nya, kita akan bertemu lagi dilain waktu.

Ini beberapa foto di Semarang ( kamera Nokia asha 300, kekuatan foto 5MP) :














Kamis, 02 Januari 2014

Pergantian Tahun di Pantai Sepanjang Yogyakarta
Suasana keramaian tahun baru pada pagi hari, di Pantai Sepanjang Yogyakarta. Para pengunjung datang untuk sekedar bermain air maupun berfoto, Rabu (1/1/2014). Foto | Andik Saputra

Menjelang tahun baru 2014, aku pergi dengan teman-teman menuju ke pantai sepanjang Yogyakarta. Beberapa temanku berangkat pada sore hari untuk mendirikan tiga tenda di sekitar pantai. Sedangkan aku dan beberapa temanku berangkat pada malam hari menjelang jam tujuh. Dalam perjalanan hujan turun walaupun hanya gerimis.
Jam sepuluh lebih beberapa menit, aku dan teman-teman baru sampai di pantai sepanjang. Kami terlambat datang karena hujan turun, sehingga kami tidak berani mengemudikan terlalu cepat. Selain itu, banyak kendaraan yang menuju ke daerah wonosari Yogyakarta. Sebagian menuju ke pantai, sebagian yang lain menuju tempat pertunjukan dangdut oleh salah satu group musik yang terkenal di Indonesia Kemudian, aku dan sebagian teman-temanku yang baru datang melaksanakan shalat isya’ berjamaah.
Sekitar jam sebelas kurang, aku menuliskan resolusi untuk tahun 2014 di tepi pantai. Setelah selesai, aku membacanya ditepi pantai. Air laut yang dingin terasa menjalar dikedua kakiku. Setelah selesai membaca,  aku segera berkumpul dengan teman-teman. Ada acara renungan malam menjelang pergantian tahun. Kami berdiri mengelilingi api unggun yang dibuat di depan tenda. Jam dua belas pergantian tahun telah terjadi, sebagian temanku menyalakan kembang api. Kembang api mulai menghiasi langit di sekitar pantai sepanjang. Kembang api yang dinyalakan teman-temanku masih kalah banyak dengan pengunjung lain.
Selanjutnya acara bakar jagung yang dibawa dari kos. Sebagian teman-temanku ada yang makan nasi juga. Menjelang jam satu malam hujan turun gerimis, beberapa menit kemudian mulai lebat. Beberapa temanku tidak tidur ditenda karena takut dengan angin malam yang disertai hujan. Awalnya aku sependapat dengan sebagian teman-temanku. Kami berniat untuk tidur digubuk di samping orang yang berjualan. Di mana sebelumnya, tempat tersebut sudah disewa temanku.
Kembali tentang tenda, ada satu tenda yang masih kosong. Lalu, aku menuju ke tenda tersebut karena tidur digubuk tidak muat. Beberapa menit kemudian, dua temanku yang berada ditenda pindah tempat ke tendaku. Katanya, tenda yang mereka tempati basah. Akhirnya kami bertiga tidur ditenda dengan nyenyak.
Pagi harinya aku dan teman-teman menikmati udara pantai. Selain itu, kami juga mengabadikan kegembiraan kami pada beberapa foto. Semua teman-temanku membasahi diri mereka dipantai kecuali aku dan satu temanku yang masih tidur ditenda. Aku tidak ikut membasahi diri karena aku memegang kamera. Aku tidak menyesal akan hal itu. Aku lebih suka memfoto teman-temanku dalam keceriaan daripada berenang di pantai.
Pengunjung yang datang ke pantai sepanjang, sebagian besar adalah mahasiswa dan beberapa anggota keluarga. Mereka manikmati masa liburan di pantai. Walaupun hujan sempat turun, tidak mengurungkan niat mereka untuk bermain air di pantai.
Sekitar jam sepuluh kami pulang. Namun, perjalanan pulang lebih lama daripada berangkatnya. Karena, sebagian jalan mengalami kemacetan. Banyak kendaraan yang datang maupun hendak pergi ke beberapa pantai di Yogyakarta. Akhirnya aku dan teman-teman pulang dengan selamat sampai tujuan.