Musikalisasi
Karya Sastra yang Pertama
Salah
satu karya sastra yang dipentaskan oleh KELOMPOK MUSIK DINASTI yang berlangsung
di Taman Budaya Yogyakarta(7/12) Foto
|Andik Saputra
Musikalisasi karya
sastra, itulah yang akan saya bahas pada tulisan kali ini. musikalisasi karya sastra
kali ini berlangsung 6-7 Desember 2013. Saya sangat menyayangkan juga karena
tidak secara penuh dalam mengikuti acara musikalisasi puisi yang berlangsung di
Taman Budaya Yogyakarta. Saya hanya menonton pada tanggal tujuh Desember. Hari
itu ada empat penampilan, yaitu dari ASSARKEM (kegiatan para mahasiswa pecinta
seni dan sastra di lingkungan kampus UNY), KELOMPOK SABU(Sanggar Bambu), WAYANG
HIP-HOP, dan penampilan puncak KELOMPOK MUSIK DINASTI.
Saya baru pertama kali
ini menonton acara musikalisasi karya sastra. Yang dipentaskan itu bukan hanya
tentang puisi. Tetapi karya sastra lainnya, seperti cerpen dan lain sebagainya.
Pementasan kali ini memang baru pertama kalinya di Jogja. Namun, persiapan dari
acara ini sudah cukup matang. Di mana pada rangkaian sebelumnya ada acara
diskusi musikalisasi karya sastra. Pada diskusi tersebut dijelaskan juga,
musikalisasi puisi itu puisi yang dilagukan atau lagu yang dipuisikan. Peminat
diskusi musikalisasi karya sastra cukup banyak. Kebanyakan dari mereka adalah
mahasiswa. Ini generasi calon penerus yang kritis tentang suatu karya sastra.
Kembali pada pembahasan
tanggal tujuh desember, beberapa karya sastra dipadukan dengan berbagai alat
musik seperti gitar, biola, suling, sampai dengan gamelan. Saya pribadi juga
ingin mencoba musikalisasi karya sastra dengan gamelan. Sepertinya keren banget
kalau bisa mencoba berpuisi dengan pengiring musik yang belum pernah kita coba.
Selain itu, beberapa
karya penyair zaman dulu juga sempat dibacakan oleh KELOMPOK SABU. Seperti
karya milik penyair Rendra, Isma Sawitri, Kanestren( penyair perempuan dari
samarinda). Membaca karya sastra milik penyair terdahulu merupakan salah satu
penghargaan atas karya-karyanya.
Kemungkinan tahun depan
masih ada lagi, musikalisasi karya sastra. Jika diberi kesempatan saya akan
menonton lagi. Namun, jika ada kesempatan yang lebih keren yaitu pentas
musikalisasi karya sastra, mengapa tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar