Senin, 09 Desember 2013

Musikalisasi Karya Sastra yang Pertama
Salah satu karya sastra yang dipentaskan oleh KELOMPOK MUSIK DINASTI yang berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta(7/12)  Foto |Andik Saputra


Musikalisasi karya sastra, itulah yang akan saya bahas pada tulisan kali ini. musikalisasi karya sastra kali ini berlangsung 6-7 Desember 2013. Saya sangat menyayangkan juga karena tidak secara penuh dalam mengikuti acara musikalisasi puisi yang berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta. Saya hanya menonton pada tanggal tujuh Desember. Hari itu ada empat penampilan, yaitu dari ASSARKEM (kegiatan para mahasiswa pecinta seni dan sastra di lingkungan kampus UNY), KELOMPOK SABU(Sanggar Bambu), WAYANG HIP-HOP, dan penampilan puncak KELOMPOK MUSIK DINASTI.
Saya baru pertama kali ini menonton acara musikalisasi karya sastra. Yang dipentaskan itu bukan hanya tentang puisi. Tetapi karya sastra lainnya, seperti cerpen dan lain sebagainya. Pementasan kali ini memang baru pertama kalinya di Jogja. Namun, persiapan dari acara ini sudah cukup matang. Di mana pada rangkaian sebelumnya ada acara diskusi musikalisasi karya sastra. Pada diskusi tersebut dijelaskan juga, musikalisasi puisi itu puisi yang dilagukan atau lagu yang dipuisikan. Peminat diskusi musikalisasi karya sastra cukup banyak. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Ini generasi calon penerus yang kritis tentang suatu karya sastra.
Kembali pada pembahasan tanggal tujuh desember, beberapa karya sastra dipadukan dengan berbagai alat musik seperti gitar, biola, suling, sampai dengan gamelan. Saya pribadi juga ingin mencoba musikalisasi karya sastra dengan gamelan. Sepertinya keren banget kalau bisa mencoba berpuisi dengan pengiring musik yang belum pernah kita coba.
Selain itu, beberapa karya penyair zaman dulu juga sempat dibacakan oleh KELOMPOK SABU. Seperti karya milik penyair Rendra, Isma Sawitri, Kanestren( penyair perempuan dari samarinda). Membaca karya sastra milik penyair terdahulu merupakan salah satu penghargaan atas karya-karyanya.

Kemungkinan tahun depan masih ada lagi, musikalisasi karya sastra. Jika diberi kesempatan saya akan menonton lagi. Namun, jika ada kesempatan yang lebih keren yaitu pentas musikalisasi karya sastra, mengapa tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar